Hai Sahabat Give,
Saat ini, kita akan merenungkan satu hal mengenai: Pacu Jawi
--------------------
Apakah Anda pernah mendengar istilah ‘Pacu Jawi’ ? Atau Anda sudah mengerti mengenai hal ini ?
Pacu Jawi adalah sebuah tradisi pacuan sapi (adu lembu) yang berlaku di masyarakat wilayah Sumatera dan rutin dilakukan setiap tahunnya. Tadisi ini mirip dengan yang pernah kita lihat dan kenal terlebih dahulu dengan istilah ‘Karapan Sapi’ yang berjalan di Madura dan Sulawesi.
Pacu Jawi ini juga terdiri dari sepasang sapi yang diadu untuk mengikuti lomba serta harus menghadapi musuh-musuh dan mengalahkannya, sehingga jika bisa demikian maka sepasang sapi inilah yang menang. Mungkin pemikiran kita seperti itu, tetapi sebetulnya yang terjadi tidak demikian. Sepasang sapi-sapi ini berlomba bukan untuk saling mengalahkan musuh.
Lalu, bagaimana yang sebenarnya terjadi? Mengapa sepasang sapi ini bisa ikut lomba tanpa harus mengalahkan musuhnya? Lalu apa fungsinya lomba?
Pasti pertanyaan-pertanyaan itu ada di benak kita semua.
Sahabat, jika kita melihat adanya lomba, atau kita ikut lomba, pasti di dalam hati kita ingin menjadi pemenang dan bisa mengalahkan musuh-musuh kita. Siapapun yang ikut berlomba pasti melihat orang lain itu adalah musuh-musuh yang harus dikalahkan. Tetapi apakah benar selalu demikian?
Tentu saja tidak, karena semua peserta lomba itu adalah ‘peserta’ bukan musuh, termasuk kita, kita yang ikut lomba pun bukan musuhnya mereka, dan mereka juga bukan musuh kita. Seluruh peserta lomba itu adalah peserta.
Demikian pula dengan sepasang sapi yang ikutan Pacu Jawi tadi, semuanya hanya berlomba untuk menunjukkan kepiawaiannya dalam berlari lurus tanpa menyimpang dari garis yang harus dilewatinya, maka dialah yang menjadi juaranya. Lebih baik lagi adalah jika pasangan sapi yang sudah berjalan lurus itu kembali dan menuntun pasangan sapi lainnya agar bisa mengikuti arah yang lurus hingga garis finish.
Sapi-sapi yang bisa berlari lurus tanpa melenceng, adalah tanda bahwa sapi tersebut sehat, jinak dan tidak galak, serta badannya pasti kokoh dan kuat.
Ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua, bahwa meskipun disebut lomba, tetapi tidak harus selalu sebagai ajang untuk saling mengalahkan musuh. Niat dan tujuan dari lomba adalah bukan untuk mengalahkan, tetapi mempersembahkan yang terbaik dari kemampuan kita.
Seperti kata orang bijak, bahwa kita ini lebih daripada orang yang menang, karena kita sudah dicintai oleh Sang Pencipta.
--------------------
Selamat merenungkan!
Jika ada saran dan pertanyaan, silahkan menyampaikannya kepada kamimengirimkan pesan WhatsApp ke +62811828324 atau email ke [email protected].